Sabtu, 07 April 2018

Bab I

Aku memandangi bocah laki-laki mungil yang terlelap di pangkuanku dengan dada bergemuruh. Tenggorokanku kering. Nafasku pendek-pedek. Jiwaku sesak, berusaha menahan air mata. Pura-pura tegar. Sementara mama dan papa memandang penasaran, menunggu jawaban.

Kak Rafi rupanya tahu betul perasaanku dan mengambil alih tugasku untuk menjelaskan.
"Akhyar suspek hemofilia, Pak, Bu." Jawabnya sambil melihat bapak dan ibu bergantian.
"Hemofilia? Penyakit apa itu, Nak?"
"Gangguan pembekuan darah, Pak. Kata dokter, kalau terjadi perdarahan, akan sangat sulit berhenti karena salah satu faktor pembekunya kurang atau tidak mencukupi" Kak Rafi menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti. "Sedangkan, bengkak di kaki Akhyar adalah perdarahan yang belum pulih sehingga menumpuk di bawaj kulit. Makanya terasa sakit hingga tidak bisa berjalan."
Prof. Dasril adalah seorang guru besar kedokteran anak subpesialis hematologi baru saja membari pernyataan mengejutkan. Saya pernah mendengar tentang hemofilia tapi hanya sebatas nama. Selebi, saya tidak mengenal apa-apa.





Minggu, 01 April 2018

Hari libur ini

Hari libur ini Alhamdulillah masih diberi kesempatan hidup sama Allah. Kesempatan untuk saling melihat satu sama lain.
Meski, dengan sedikit cobaan berupa rasa sakit, tidaklah membuat kami mengeluh pada takdir.
Bapak dengan fLu beratnya, saya dengan radang tenggorokan yang membuat seluruh persedian terasa nyeri, suami dengan nyeri di leher bagian kiri karena jamur (mungkin). Uwais dengan pembengkakan di area paha kanan dan sampai saat ini belum mampu berjalan. Si Nafiis dengan kulitnya yang mengelupas karena alergi atau iritasi? L. Sedangkan mama sedang travelling ke polman jenguk adek sepupu yang lagi KkN dan bolehlah dipastikan pulang membawa lelah.
Cukup komplit lah..
Jadi ceritanya ini yang mau beberes rumah siapa, yang mau merawat si sakit siapa? Yak3 mungkin juga kita tepar seharian berhubung ada 3 anak yang mesti kita penuhi kebutuhannya. Entah mau ee', mau makan atau sekadar ditemani bermain.